Senin, 29 Desember 2014

Tentang Pesawat Air Asia


foto: bbc Indonesia


Akhir Desember ini terlalu banyak musibah menimpa Indonesia. Dari tanah longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah, Banjir di berbagai penjuru dan terakhir Hilangnya Pesawat Air Asia dengan 160 penumpangnya. Semoga tidak ada lagi musibah yang menyedihkan.

Air Asia adalah topik paling hangat yang selama dua hari terakhir diperbincangkan publik. Tim SAR hingga saat ini masih terus mencari keberadaan pesawat yang hilang kontak ketika dalam penerbangannya dari Surabaya menuju Singapura, Minggu pagi (28/12/14). 

Siapakah pemilik dan bagaimana tentang perusahaan penerbangan ini ? Berikut ini adalah jawabannya, seperti dijelaskan dalam sebuah tulisan di BBC Indonesia.

Tahun 2001, Tony Fernandes, mendirikan maskapai penerbangan murah di Asia, untuk menyaingi Malaysia Airlines dan Qantas Australia.

Dengan slogan "Now Everyone Can Fly", saat ini penerbangan AirAsia menjangkau sekitar 100 tujuan di seluruh lebih dari 15 negara, meskipun banyak sejumlah penerbangan ini dilayani oleh berbagai maskapai dan anak perusahaan yang menggunakan nama merek perusahaan.

Salah satu maskapai itu adalah, Indonesia AirAsia, yang mengoperasikan penerbangan QZ8501 dari Surabaya ke Singapura yang hilang kontak dengan kontrol lalu lintas udara pada Minggu pagi.

Pesawat dengan jenis Airbus A320 melayani lebih dari 30 rute, dengan sejumlah tujuan di negara Thailand, Malaysia, Indonesia, Singapura dan Australia.

AirAsia memiliki 49% saham Indonesia AirAsia, namun mempunyai kepala eksekutif terpisah, yaitu Sunu Widyatmoko. Sisa saham perusahaan ini dimiliki oleh para pemegang saham Indonesia.

Pemerintah Indonesia melarang sejumlah perusahaan asing mendominasi kepemilikan saham setiap perusahaan penerbangan sipil.

Nama AirAsia erat kaitannya dengan nama pengusaha asal Malaysia Tony Fernandes, ia menjadi kepala eksekutif dan menjalankan operasinya pada tahun 2001.

Fernandes yang selalu tampil dengan celana jins dan topi AirAsia ketika di wawancara, dipandang sebagai Richard Branson-nya Malaysia

Fernandes ingin meniru cara Branson dalam mengambil alih dominasi British Airways di tahun 1980-an dengan bersaing dengan sejumlah maskapai besar lainnya seperti Malaysia Airlines

Dia tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Malaysia.

Ketika pesawat ini hilang, dia segera memberikan dukungan kepada keluarga korban dalam pesan twitternya, dan datang ke Surabaya bersama para anggota afiliasi Indonesia AirAsia.

                
            CEO AirAsia Tony Fernandes dalam jumpa pers di Jakarta (bbc Indonesia)

Model bisnis AirAsia mirip dengan apa yang disebut dengan budget airlines atau penerbangan murah. Maskapai menetapkan tarif rata-rata adalah sekitar 170 ringgit Malaysia.

Dalam tiga bulan hingga akhir September, grup AirAsia meraup laba 26.5 juta ringgit Malaysia dan mengangkut hampir 5,3 juta penumpang.

Namun, jumlah penumpang yang diangkut oleh Indonesia AirAsia turun sebesar 10% pada periode yang sama, yang mengakibatkan kerugian 1,85 juta setelah maskapai itu mengurangi beberapa rute nya.

Jumlah total penumpang yang diangkut oleh maskapai itu mencapai 8 juta orang pada tahun 2013.

Dalam beberapa tahun terakhir saham Indonesia AirAsia terangkat di lantai bursa, namun kenaikan sejumlah biaya dan depresiasi mata uang rupiah terhadap dolar AS menghambat rencana.

Indonesia AirAsia hanya mengoperasikan satu jenis pesawat-Airbus A320-single-aisle, yang memiliki kursi penumpang sebanyak 150 dan 180. Ujung sayapnya dirancang agar bahan bakar pesawat lebih efisien.

Pihak Airbus mengatakan jenis A320 yang digunakan pada penerbangan QZ8501 sudah mengumpulkan 23.000 jam terbang pada 13.600 penerbangan.##

Minggu, 28 Desember 2014

Misteri Hilangnya Pesawat Air Asia



foto: merdeka.com


Kronologi Misteri Hilangnya Pesawat Air Asia 

Hingga Minggu malam Pesawat Air Asia masih menjadi misteri yang dinyataakan lost kontak pagi harinya sekitar pukul 07.28 wib. Sejumlah pejabat berwenang masih belum mampu menjelaskan di manakah posisi Air Asia itu.

Seperti diketahui, Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 dikabarkan hilang kontak. Pesawat jenis Airbus 320 tersebut terbang dari Bandara International Juanda Surabaya menuju Singapura.Kementerian Perhubungan membenarkan pesawat AirAsia dengan tujuan penerbangan Surabaya-Singapura hilang kontak.

Bagaimana kronologinya hingga kemudian Air Asia ini dinyatakan lost kontak ? Inilah kronologi Pesawat Air Asia dari mulai berangkat dari Surabaya menuju Singapura itu seperti dilansir merdeka.com.

Pukul 05.36 WIB: Pesawat terbang di atas 32 ribu kaki, pesawat mengikuti jalur penerbangan M635.

Pukul 6.12 WIB: ATC sebut radar pesawat AirAsia nomor QZ8501 bermasalah saat kontak pesawat menyatakan menghindari awan dan minta naik ke ketinggian 38 ribu kaki.

Pukul 06.17 WIB: Pesawat hanya tampak sinyal di antara Tanjung Pandan dan Pontianak.

Pukul 06.18 WIB: Pesawat hilang dari radar hanya terlihat flight plan saja.

Pukul 07.28: ATC memastikan pesawat AirAsia nomor QZ8501 hilang kontak.

Informasi Basarnas dari petugas ATC Bandara Soekarno Hatta Jakarta, koordinat terakhir kontak pesawat pada 03 09 15 S 111 28 21 E. Pesawat dengan nomor penerbangan AWQ 8501 tersebut harusnya memasuki wilayah udara Singapura pukul 06.52 WIB.

Basarnas menerima laporan Pesawat Air Asia Jenis Airbus 320 rute Surabaya-Singapura mengalami lost contact di sekitar Teluk Kumai pukul 06.17 WIB.

Malinda Yasmin, Communications AirAsia Indonesia kepada pers mengatakan pesawat hilang kontak dengan air traffic control pada pukul 07.24 waktu Singapore pagi ini. "AirAsia Indonesia dengan menyesal mengonfirmasi bahwa pesawat dengan nomer QZ8501 dari Surabaya menuju Singapura," katanya, seperti dikutip merdeka.com. Minggu (28/12).

"Saat ini kami sedang melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mengetahui kondisi terkini mengenai status penumpang dan crew member dari pesawat tersebut, dan kami akan memberikan informasi terkini jika sudah mendapatkan informasi lebih lanjut," tuturnya.


Kejadian hilang kontak pesawat AirAsia QZ 8501 diduga dimulai ketika pilot menghindari awan. Kementerian Perhubungan juga mengakui bahwa saat kejadian cuaca memang tidak baik.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan bahwa terdapat gumpalan awal tebal pada jalur penerbangan yang dilintasi pesawat AirAsia tersebut. Kepala BMKG Andi Eka Satya menyebut, gumpalan awan tersebut bernama 'Cumulonimbus'.

Dia menuturkan, bentuk awan tersebut memang tebal dan di dalamnya terdapat petir dan angin. Maka itu, tak heran bahwa jenis awan itu selalu dihindari pesawat.

"Awan itu biasanya dihindari oleh pilot. Bentuknya tebal sekali, dan ada ulakan-ulakan. Kalau lewat di dalamnya bikin pesawat goyang," kata Andi kepada merdeka.com. ###